Rabu, 23 Januari 2013

E-banking



E-Banking
adalah sebuah pengiriman layanan perbankan otomatis secara langsung kepada palanggan elektronik melalui saluran komunikasi.
Saat ini yang pelanggan dari e-banking ini baik individu maupun perusahaan dapat melakukan transaksi seperti mengakses rekening, transaksi bisnis, memperoleh informasi mengenai produk dan jasa keuangan melalui publik atau swasta termasuk Internet.
Pelanggan mengakses layanan e-banking menggunakan perangkat elektronik,  seperti komputer pribadi (PC), personal digital assistant (PDA), mesin teller otomatis (ATM).
Dengan adanya internet sangad memudahkan kita dalam melakukan layanan e-banking apalagi dapat melakukan transaksi apapun dari rumah melalui komputer pribadi (PC), kita juga dapat melakukan transaksi dimanapun kita berada menggunakan Personal Digital Assistant (PDA) dan apabila kita berada dimana aja kita belum mempunyai PC dan PDA maka kita dapat menggunakan Automatic Teller Machine (ATM) kapanpun dan dimanapun kita berada tanpa henti.
Bank sebagai penyedia layanan E-Banking Semestinya mempertimbangkan resiko dalam hal keamanan nasabah karena dalam transaksi E-Banking sering terjadi transaksi yang tinggi maka harus mempertimbangkan terjadinya:
1. Pelanggaran privasi konsumen anti pencucian uang, anti-terorisme, atau konten, waktu.
2. Kerugian dari penipuan kalau lembaga gagal untuk memverifikasi identitas
individu
3. Kemungkinan pelanggaran undang-undang atau peraturan yang berkaitan dengan privasi konsumen
4.  Negatif persepsi publik, ketidakpuasan pelanggan, dan potensi kewajiban yang dihasilkan dari kegagalan untuk memproses pembayaran pihak ketiga sebagaimana diarahkan
5. Rahasia akses tidak sah ke informasi pelanggan selama transmisi atau penyimpanan.
Sistem perbankan bervariasi secara signifikan mereka tergantung pada sejumlah faktor. Lembaga keuangan harus memilih e-konfigurasi sistem perbankan, termasuk hubungan outsourcing, didasarkan pada empat faktor:
1. Tujuan strategis untuk e-banking;
2. Ruang Lingkup, skala, dan kompleksitas peralatan, sistem, dan kegiatan;
3. Teknologi keahlian
4. Keamanan dan pengendalian internal persyaratan.
Lembaga keuangan dapat memilih untuk mendukung layanan perbankan secara internal.
lembaga keuangan bisa memasang iklan setiap aspek e-sistem perbankan kepada pihak ketiga. Entitas berikut dapat menyediakan, atau host e-banking layanan terkait untuk lembaga keuangan:
1. Lembaga keuangan lainnya,
2. Penyedia layanan Internet,
3. Vendor perangkat lunak internet banking atau prosesor,
4. Core perbankan vendor atau prosesor,
5. Managed penyedia layanan keamanan,
6. Bill pembayaran selular,
7. Kredit biro,
8. Skor Kredit perusahaan.
Daftar yang memuat potensi komponen pada lembaga dalam memproses E-banking adalah
lembaga:
1. Website design dan hosting,
2. Firewall konfigurasi dan manajemen,
3. sistem deteksi intrusi atau IDS (jaringan dan host-based),
4. Jaringan administrasi,
5. Keamanan manajemen,
6. Server internet banking,
7. E-commerce aplikasi (misalnya, pembayaran tagihan, pinjaman, broker),
8. Internal server jaringan,
9. Core sistem pengolahan,
10. Pemrograman dukungan, dan
11. Automated sistem pendukung keputusan.
Komponen ini bekerja sama untuk memberikan layanan e-banking. Setiap komponen mewakili titik kontrol untuk dipertimbangkan.

e-procurement


Apa yang dimaksud dengen e-procurement? E-procurement merupakan sistem pengadaan barang atau jasa dengan menggunakan media elektronik seperti internet atau jaringan komputer. E-procurement diterapkan dalam proses pembelian dan penjualan secara online supaya lebih efisien dan efektif. E-procurement mengurangi proses-proses yang tidak diperlukan dalam sebuah proses bisnis. Dalam prakteknya, e-procurement mengurangi penggunaan kertas, menghemat waktu dan mengurangi penggunaan tenaga kerja dalam prosesnya.

Prinsip-prinsip dari e-procurement adalah:

At the right place.
Delivered at the right time.
Are of the right quality.
Of the right quantity.
From the right source.

Prinsip -prinsip:

At The Right Place

E-procurement memastikan bahwa barang dikirim ke tempat yang benar. Hal ini meningkatkan efektifitas karena barang akan sampai ke tempat yang benar dengan tingkat keakuratan 100% karena jalur pengiriman sudah diatur oleh sistem.

Delivered At The Right Time

E-procurement memastikan bahwa setiap barang dikirim tepat waktu. Hal ini juga meningkatkan efektifitas perusahaan dalam proses bisnisnya karena perusahaan bisa mendapatkan material-material yang dibutuhkan tepat waktu.

Are Of The Right Quality

E-procurement memastikan bahwa kualitas barang yang sampai di tangan perusahaan benar-benar sama dengan yang dipesan. Hal ini meningkatkan efisiensi perusahaan karena kualitas barang yang terjamin sehingga berpotensi mengurangi kemungkinan terjadi defect.

Of The Right Quantity

E-procurement memastikan bahwa barang yang dipesan sampai dengan jumlah yang tepat. Hal ini memastikan bahwa tidak ada kehilangan yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Perusahaan juga tidak perlu mengecek jumlah barang lagi karena akan memakan waktu yang panjang dan terbuang sia-sia.

From The Right Source

E-procurement memastikan bahwa barang yang dipesan berasal dari sumber yang benar. Hal ini sangatlah berguna untuk menghilangkan pemalsuan terhadap barang yang dipesan, sehingga mendukung efektifitas dan efisiensi perusahaan dalam proses bisnisnya.

Permasalahan E-Tailing




Alasan bahwa pengecer memberikan untuk tidak akan online meliputi:
- produk mereka tidak sesuai untuk penjualan Web
- Kurangnya kesempatan yang signifikan
- Biaya tinggi
- Teknologi ketidakdewasaan

Penjualan online konflik dengan bisnis inti Sukses Klik-dan-mortir Strategi
- Bicara dengan satu suara
- leverage multichannels
- Memberdayakan pelanggan

Isu dalam E-Tailing
- disintermediasi
Penghilangan lapisan organisasi atau proses bisnis yang bertanggung jawab untuk langkah-langkah perantara tertentu dalam rantai pasokan yang diberikan

- reintermediation
Proses dimana perantara (baik yang baru atau mereka yang telah disintermediated) mengambil perantara baru peran

- cybermediation (intermediasi elektronik)
Penggunaan perangkat lunak (cerdas) agen untuk memfasilitasi intermediasi

- hypermediation
Ekstensif penggunaan kedua intermediasi manusia dan elektronik untuk memberikan bantuan dalam semua tahap dari sebuah usaha e-commerce

- unbundling

- cybermediation (intermediasi elektronik)
Penggunaan perangkat lunak (cerdas) agen untuk memfasilitasi intermediasi

- hypermediation
Ekstensif penggunaan kedua intermediasi manusia dan elektronik untuk memberikan bantuan dalam semua tahap dari sebuah usaha e-commerce

- unbundling

- saluran konflik
Situasi di mana sebuah gangguan saluran online pemasaran saluran tradisional akibat kerusakan nyata atau dirasakan dari kompetisi

E-tailing



Pengenalan E-Tailing 

E-Tailing merupakan kependekan dari electronic retailing, yaitu pemanfaatan e-commerce untuk keperluan membuat toko eceran.
Retailing adalah suatu perantara penjualan, seorang penjual yang beroperasi antar pelanggan dan pabrikan
Electronic Tailing (E-Tailing) adalah Retailing yang diselenggarakan secara on-line dengan internet.

Karakteristik Keberhasilan E-Tailing

Bisnis e-tailing memerlukan pemahaman terhadap tiga konsep dasara yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya  pengembangannya, yaitu :

1. Content dari website
    yaitu tampilan dan juga kemudahan yang didapatkan dari sebuah situs.

2. Komunitas dalam internet
    Dimana setiap pelaku bisnis e-tailing harus mampu membangun komunitas khusus dalam situsnya
    Komunitas yang dibangun antara lain didasarkan pada :
    * Kesamaan hobi
    * Kesamaan minat
    * Kesamaan pengalaman
    * Kesamaan keperdulian
    * Kesamaan regional wilayah tempat tinggal, dll

3.  Komersialisasi
     Yaitu menyangkut segala sesuatu yang ditawarkan untuk menarik konsumen agar bersedia melakukan transaksi pembelian.

Model Bisnis E-Tailing
terdapat 4 konsep dasar model bisnis e-tailing yang dikemukakan oleh Calkins

1. Chanel Support
2. Category Killer
3. Auctioner
4. Vartical Portal

- Chanel Support
adalah usaha-usaha untuk meningkatkan penjualan tambahan dengan cara memanfaatkan beberapa pengecer yang menggunakan internet untuk mendukung distrbusi yang .
Contoh : mirip toko kelontong
- Category Killer
adalah pengecer yang menawarkan kelengkapan untuk kategori yang bersangkutan meskipun sebenarnya spesialisasinya adalah pengecer untuk satu  Us (macam produk saja.
Contoh : Home Depot (home imrovement), Toys R (mainan anak-anak), dan lain-lain.
- Auctioner
dikenal sebagai perusahaan yang melakukan transaksi lelang online.
Pedagang melakukan content (produk yang ditawarkan, informasi rinci, dan harga penawaran) .
- Vertical Portal
bisnis ini melibatkan beberapa merchant yang memiliki modal yang sangat kuat, merk yang terkenal, skala bisnis yang besar, dan kredibilitas yang meyakinkan.
Contoh : pelaku bisnis ini dapat ditemukan di www.pikenet.com.

Permasalahan E-Tailing

1. Profitability
   - mengalami kerugian pada tiap-tiap penjualan yang dilakukan, ketika mencoba untuk tumbuh dalam ukuran dan skala mencari keuntungan.
   - Dasar Pendapatan dan biaya tidak jelas
   - Sukses Jangka Panjang memerlukan kelangsungan hidup keuangan.
2. Manage New Risk Exposure
   - Perusahaan lokal bertentangan dengan pelanggan lokal dan peraturan lokal
   - Perusahaan nasional mempunyai unsur lebih
   - Perusahaan global berhadapan dengan banyak perpektif budaya.
3. Branding
   Sebagai pengarah sebagai pendorong kearah belanja yang berlebihan.

Karakteristik Keberhasilan E-Tailing
- Tinggi pengenalan merek
- Sebuah jaminan yang diberikan oleh vendor yang sangat handal atau terkenal
- Didigitalkan format
- item Relatif murah
- Sering membeli item
- Komoditas dengan spesifikasi standar
- terkenal dikemas item yang tidak bisa dibuka bahkan di sebuah toko tradisional

Model Bisnis E-Tailing
Klasifikasi oleh Channel Distribusi

- Mail-order pengecer yang pergi zDirect pemasaran online dari produsen zPure-play e-tailers
- Click-dan-mortir pengecer
- Internet (online) mal

Model Bisnis E-Tailing
- pemasaran langsung
Secara umum, pemasaran yang terjadi tanpa perantara antara produsen dan pembeli, dalam konteks buku ini, pemasaran dilakukan secara online antara penjual dan pembeli apapun
virtual (murni-play) e-tailers
Perusahaan yang menjual langsung kepada konsumen dengan
Internet tanpa mempertahankan saluran penjualan fisik
transaksional Web situs yang melakukan kegiatan usaha
bata-dan-mortir pengecer
Pengecer yang melakukan bisnis di Internet-non, dunia fisik di toko-toko batu bata-dan-mortir tradisional
klik-and-mortar pengecer
multichannel model bisnis
Sebuah model bisnis dimana perusahaan menjual di jalur pemasaran secara bersamaan (misalnya, baik toko fisik dan online)
- Ritel di Mal Online
- Merujuk direktori
- Mall dengan layanan bersama
- B2C Model lain dan Perdagangan Ritel Khusus
- Perwakilan khusus layanan B2C
- Layanan Pos
- Jasa dan produk untuk orang dewasa
- Pernikahan saluran
- Gift pendaftar

Selasa, 22 Januari 2013

Prinsip E-supply Chain



  1. Melihat bahwa hakekat informasi dalam hal ini harus merupakan pengganti atau substitusi dari keberadaan inventori (biaya terbesar rata-rata perusahaan), maka memperlakukan informasi harus sama persis dengan melakukan manajemen inventori. Jika di dalam inventori permasalah utama yang dihadapi adalah ‘kapan pemesanan barang harus dilakukan’ dan ‘seberapa banyak barang yang harus dilakukan’ dengan memperhatikan unsur-unsur semacam lead time, total cost, dan service level, maka di dalam manajemen informasi harus pula diperhatikan hal-hal terkait dengan ‘kapan informasi relevan harus dimiliki’ dan ‘seberapa detail informasi’ yang harus direpresentasikan. Dengan kata lain, prinsip cheaper-better-faster berlaku pula dalam manajemen informasi.
  2. Dari ketiga unsur tersebut (biaya, kecepatan, dan kualitas), persaingan sesungguhnya terletak pada kecepatan dan ketepatan informasi. Informasi yang mengalir dari mitra usaha ke perusahaan dan sebaliknya harus sedemikian rupa sehingga benar-benar memberikan suatu manfaat yang signifikan terhadap proses penciptaan dan penyebaran produk atau jasa (menciptakan value). Karena setiap pengambilan keputusan akan berdasarkan informasi tersebut, maka keberadaannya harus tepat waktu dan relevan dengan saat pengambilan keputusan. Dua hal yang harus diperhatikan dalam kaitan ini, yaitu aspek on-line dan real-time. Aspek on-line berhubungan dengan keharusan adanya koneksi komunikasi (hubungan) yang tidak terputus selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu antar perusahaan yang bekerja sama. Sementara aspek realtime berhubungan dengan durasi perpindahan informasi dari satu tempat ke tempat lain yang sedemikian cepat sehingga mendekati nol detik. Jika aspek on-line menjamin adanya hubungan terintegrasi antara semua pihak yang terkait, aspek real-time menjamin bahwa informasi yang dipergunakan untuk mengambil keputusan adalah yang paling mutakhir (up-to-date).
  3. Manajemen harus menganggap bahwa relasi antara mitra bisnis merupakan asset stratejik perusahaan yang harus dibina sungguh-sungguh keberadaannya. Tidak ada hal yang lebih penting dari pada kepercayaan dan sikap profesionalisme yang harus selalu dijaga keberadaannya. Tanpa adanya kedua unsur tersebut, mustahil kerjasama yang dilakukan akan menghasilkan suatu kinerja yang saling menguntungkan (win-win).

Permasalahan Pada Dunia E-commerce



Perilaku
Pertama-tama, belanja online bukanlah sesuatu yang baru bagi orang Indonesia yang tinggal di kota besar, mereka telah mengetahui tentang hal ini namun entah kenapa tidak dilakukan. Mengapa?  sebagian besar orang Indonesia masih kurang mempercayai situs-situs e-commerce, bukan tentang keamanan dari berbelanja online yang tidak mereka percayai namun justru merchant-nya. Mereka takut ditipu, selain itu kurangnya kredibilitas/reputasi yang diberikan oleh pasar semakin memperburuk keadaan.
Sarana Pembayaran
Tahun lalu, payment gateway bisa dibilang nyaris tidak ada sama sekali. Namun kemudian muncul Doku dan Unik, juga IndoMog yang merangkul beberapa mitra untuk penyebaran konten. Dan juga beberapa payment gateway muncul dari bank, carriers, dan produsen handset, tentunya akan semakin banyak penawaran yang datang dari layanan pembayaran untuk digunakan oleh startup. Namun kita harus menunggu dan mencoba layanan yang sudah ada, sampai menemukan yang cocok dan bisa berjalan di Indonesia.
Mobile
Mobile merupakan pasar yang besar di Indonesia, namun belum ada perusahaane-commerce yang melakukan sesuatu yang signifikan bagi para pengguna mobilemereka, kecuali perusahaan seperti Tokobagus, yang itu pun membutuhkan waktu lama sebelum mereka meluncurkan sebuah aplikasi BlackBerry.Pasar para penggunae-commerce ada di mobile, namun sebagian besar e-commerce startup lebih memperhatikan situs yang diakses dari desktop mereka dibandingkan memberikan layanan yang bagus melalui mobile shopping. Bila ada yang bisa memecahkan masalah ini, maka hal itu bisa menjadi standar baru untuk perkembangan e-commerce.
Sarana Logistik
Sebagian besar e-commerce startup tidak memperhatikan poin ini, “kami hanya menyediakan pasar, bukan logistik” adalah alasan klasik yang disampaikan, namun bila sebuah perusahaan e-commerce ingin sukses, logistik adalah hal yang wajib. Memang benar, Anda menjalankan perusahaan “online”, namun e-commerce tetaplah COMMERCE (perdagangan) yang menggunakan internet. Dan salah satu bagian dari perdagangan tersebut adalah logistik, cara mendistribusikan dan mengirimkan barang langsung ke pembeli! Hal ini merupakan permasalahan bagi sebagian besar perusahaan, menemukan metode operasional dari awal hingga akhir, dari ujung ke ujung, dari mulai merambah laman mencari barang, membayar, keamanan dan pengiriman barang.
Peraturan
Nah, ini yang menyedihkan, di saat indutri bertumbuh dengan cepat, pemerintah Indonesia sedang merencanakan untuk menerbitkan peraturan yang melarang siapapun menangani pengiriman uang, dan hal ini bisa memperlambat kemajuan industri. Kami baru saja mengetahui hal ini, dan akan menuliskannya di artikel yang lain. Pasti menarik (ya, saya bersikap sarkastik dalam hal ini).

Sumber: http://dailysocial.net

E-commerce




E-commerce atau bisa disebut Perdagangan elektronik atau e-dagang adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.

Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-dagang ini sebagai aplikasi dan penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain management), e-pemasaran (e-marketing), atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll.
E-dagang atau e-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-dagang juga memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), e-surat atau surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-dagang ini.
E-commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web (website). Menurut Riset Forrester, perdagangan elektronik menghasilkan penjualan seharga AS$12,2 milyar pada 2003. Menurut laporan yang lain pada bulan oktober 2006 yang lalu, pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di Amerika Serikat diramalkan akan mencapai seperempat trilyun dolar US pada tahun 2011.

Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-commerce bisa bertahan tidak hanya mengandalkan kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik, jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang bagus, beberapa faktor yang termasuk:
1. Menyediakan harga kompetitif
2. Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah.
3. Menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas.
4. Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa, dan diskon.
5. Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian.
6. Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan, dan lain-lain.
7. Mempermudah kegiatan perdagangan

Beberapa aplikasi umum yang berhubungan dengan e-commerce adalah:
* E-mail dan Messaging
* Content Management Systems
* Dokumen, spreadsheet, database
* Akunting dan sistem keuangan
* Informasi pengiriman dan pemesanan
* Pelaporan informasi dari klien dan enterprise
* Sistem pembayaran domestik dan internasional
* Newsgroup
* On-line Shopping
* Conferencing
* Online Banking

Sumber :http://www.baliorange.web.id